Langsung ke konten utama

KASUS RHEMATOID ARTRITIS




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Definisi
Rheumatoid arthritis adalah penyakit peradangan sistemik yang paling umum, dan ditandai dengan adanya peradangan sendi simetris, dan mungkin juga melibatkan organ lainnya.Keterlibatan ekstra artikular termasuk nodul rheumatoid, vaskulitis,peradangan mata, disfungsi neurologis, penyakit kardiopulmoner,limfadenopati, dan splenomegali adalah manifestasi dari penyakit ini.
Pengendalian peradangan adalah kunci untuk memperlambat atau mencegahperkembangan penyakit serta penanganan gejala.Terapi obat hanya merupakan bagian dari program komprehensifuntuk manajemen pasien, yang juga termasukterapi fisik, olahraga, dan istirahat. Perangkat bantu danBedah ortopedi mungkin diperlukan pada beberapa pasien.Obat antirematik modifikasi penyakit (DMARDs) atau agen biologis harus dimulai dalam waktu 3 bulan daridiagnosis rheumatoid arthritis.
Bila DMARD digunakan sebagai terapi tunggal namun tidak efektif atau tidak memadai, maka dapat menggunakan terapi kombinasi dengan dua atau lebih DMARD atau DMARD ditambah agen biologi yang dapat digunakanuntuk menimbulkan responsObat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) danatau kortikosteroid.Pasien memerlukan pemantauan ketat untuk toksisitas dan manfaat terapi selama masa pengobatan.

B.  Epidemiologi dan Etiologi
Rheumatoid arthritis diperkirakan memiliki prevalensi 1% sampai2% dan tidak memiliki predileksi rasial. Hal itu bisa terjadi pada usiaberapapun, dengan prevalensi meningkat sampai dekade ketujuh kehidupan.Penyakit ini tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dengan rentang usia 15-45 tahundengan rasio 6: 1. Rasio jenis kelaminnyakira-kira sama di antara pasien dalam dekade pertamakehidupan dan pasien dengan usia lebih dari 60 tahun.
Data epidemiologi menunjukkan bahwa predisposisi genetik danpaparan faktor lingkungan yang tidak diketahui mungkin diperlukan untuk ekspresidari penyakit. Kompleks histokompatibilitas utama (MHC)molekul, yang terletak di limfosit T, nampak memiliki peran yang pentingpada kebanyakan pasien dengan rheumatoid arthritis. Molekul ini bisadicirikan dengan menggunakan pengenal gen lymphocyte antigen (HLA). Sebagian besar pasien dengan rheumatoid arthritis memiliki HLA-DR4, HLADR1,atau kedua antigen tersebut yang ditemukan di wilayah MHC. Pasien denganantigen HLADR43,5 kali lebih mungkin untuk mengembangkan rheumatoid arthritisdibandingkan mereka yang memiliki antigen HLA-DR lainnya.Meskipun MHCDaerah itu penting, ini bukan satu-satunya penentu, karena pasien bisamemiliki penyakit tanpa tipe HLA ini.

C.  Patofisiologi


Peradangan kronis pada jaringan sinovial yang melapisi kapsul sendimenghasilkan proliferasi jaringan ini meradang, dan terus berkembang biak.Karakteristik sinovium rheumatoid arthritis disebutpannus (Gambar 89-1). Pannus ini menyerang tulang rawan dan akhirnyapermukaan tulang, menghasilkan erosi tulang dan tulang rawandan pencetusuntuk menghancurkan sendi. Faktor-faktor yang memicu peradanganprosestidak diketahui.


Sistem kekebalan tubuh adalah jaringan checks and balances yang kompleksdirancang untuk membedakan diri dari jaringan nonself (asing). Sel tmembantu membersihkan tubuh dari agen infeksius, sel tumor, dan produk yang terkaitdengan rincian sel. Pada rheumatoid arthritis sistem initidak lagi bisa membedakan diri dari jaringan asing dan menyerangjaringan sinovial dan jaringan ikat lainnya.Sistem kekebalan tubuh memiliki humoral dan sel-mediatedfungsi (Gambar 89-2).
Komponen humoral diperlukan untukpembentukan antibodi. Antibodi ini diproduksi oleh plasmasel. Sebagian besar pasien dengan rheumatoid arthritis membentuk antibodi yang disebutfaktor rheumatoid. Faktor reumatoid belum teridentifikasisebagai patogen, juga jumlah antibodi yang beredar iniselalu berkorelasi dengan aktivitas penyakit. Seropositif pasien cenderungmemiliki program penyakit yang lebih agresif daripada melakukan seronegatifpasien. Imunoglobulin dapat mengaktifkan sistem komplemen, yaitu sistem pelengkap yang menguatkan respon imun dengan memberi semangatkemotaksis, fagositosis, dan pelepasan limfokin olehsel mononuklear, yang kemudian dipresentasikan ke limfosit T.
Antigen olahan dikenali oleh protein MHC pada limfosit,yang mengaktifkannya untuk merangsang produksi sel T dan B. Sitokin tumor faktor nekrosis (TNF), interleukin-1(IL-1), dan interleukin-6 (IL-6) adalah zat kunci dalam inisiasi dankelanjutan peradangan rheumatoid. Limfosit bisa jugaSel B (berasal dari sumsum tulang) atau selT(berasal dari timus). Sel T bisa berupa T-helper (yang mempromosikan peradangan)atau sel T-penekan (yang menipiskan respons inflamasi).
Sel T yang diaktivasi menghasilkan sitotoksin, yang secara langsung beracun untukjaringan,dan sitokin yang merangsang aktivasi proses peradangan lebih lanjutdan menarik sel ke area peradangan.Makrofagdirangsang untuk melepaskan prostaglandin dan sitotoksin. Sel B yang diaktifkan menghasilkan sel plasmayang membentuk antibodi. Antibodi inidalam kombinasi dengan hasil komplemen dalam akumulasileukosit polimorfonuklear (PMN). PMNs ini melepaskan sitotoksin,radikal bebas oksigen, dan radikal hidroksil yang meningkatkan kerusakan sinovium selulerdan tulang.
Penderita rheumatoid arthritismemiliki jumlah aktivitas sel-pembantu yang berlebihan dalam sinovialjaringan.Zat vasoaktif juga berperan dalam proses inflamasi.Histamin, kinin, dan prostaglandin dilepaskan di tempatperadangan. Zat ini meningkatkan aliran darah ke lokasiperadangan dan permeabilitas pembuluh darah. Zat inimenyebabkan edema, kehangatan, eritema, dan nyeri yang berhubungan dengan sendiperadangan dan mempermudah granulosit untuk mengeluarkan darahdari pembuluh ke tempat peradangan.
Hasil akhir dari perubahan inflamasi kronis bervariasi.Hilangnya tulang rawan bisamengakibatkan hilangnya ruang sendi. Formasigranulasi kronis atau jaringan parut dapat menyebabkan hilangnya gerakan sendiatau fusi tulang (disebut ankylosis). Kelemahan struktur tendon bisamengakibatkan hilangnya dukungan terhadap sendi yang terkena dampak, menyebabkan ketidakstabilan atausubluksasi kontraksi tendon dan menyebabkan kelainan bentukkronis.
D.  Gejala
Tanda dan gejala yang sering muncul antaralain adalah ;Sakit sendi dan kekakuan lebih dari 6 minggu. MungkinJuga mengalami kelelahan, lemah, demam ringan, nafsu makan berkurang,dan nyeri otot.Eritema dengan peningkatan suhu dan pembengkakanpada sendi yang terkena biasanyameliputi tangan dan kaki.
E. Diagnosa
Ø  American College of Rheumatology (ACR) dan Liga Eropa MelawanRematik (EULAR) merevisi kriteria untuk diagnosis RA pada tahun 2010. Kriteria iniditujukan untuk pasien di awal penyakit mereka dan menekankan manifestasi awal.Manifestasi akhir (erosi tulang, nodul subkutan) tidak lagi dalam diagnostikkriteria. Pasien dengan sinovitis setidaknya satu sendi dan tidak ada penjelasan lainnyauntuk temuan tersebut adalah kandidat untuk penilaian. Kriteria menggunakan sistem penilaian denganskor kombinasi 6 atau lebih dari 10 menunjukkan bahwa pasien memiliki RA yang pasti.
Ø  Kelainan laboratorium meliputi normositik, anemia normokromik; trombositosisatau trombositopenia; leukopenia; tingkat sedimentasi eritrosit yang tinggidan protein C-reaktif; Faktor rheumatoid positif (60% -70% pasien); positifantistitrullinated protein antibody (ACPA) (50% -85% pasien); dan antinuklear positifantibodi (25% pasien).
Ø  Cairan sinovial yang diibaratkan dapat menunjukkan tingkat kekeruhan, leukositosis, viskositas yang berkurang, danglukosa normal atau rendah relatif terhadap konsentrasi serum.
Ø  Temuan radiologis awal meliputi pembengkakan jaringan lunak dan osteoporosis di dekat sendi(osteoporosis periartikular). Erosi nantinya dalam penyakit biasanya terlihat lebih dulupada sambungan interphalangeal metacarpophalangeal dan proksimal dari tangan dansendi metatarsofalangeal kaki.

F.     Pemeriksaan penunjang
Uji diagnostik lain yang dapat dilakukan adalah :
Ø  Uji Aspirasi cairan sendi,yang dapat menunjukkan peningkatan sel darah putihtanpa infeksi dan kristal.
Ø  Radiografi,yang mungkindisertai osteoporosis periartikular dan penyempitan ruang bersamaatau erosi.


G. Penatalaksanaan penyakit
Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki atau mempertahankan status fungsional,sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengobatan rheumatoidArtritis adalah pendekatanmultifaset yang mencakup terapi farmakologis danterapi nonfarmakologis.
Penekananterakhir telah dilakukandengan perlakuan agresif di awal program penyakit. Tujuan utamanyaadalahuntuk mencapai pengampunan penyakit lengkap, meski tujuan ini jarang terjaditercapai,tujuan pengobatan tambahan termasuk mengendalikan penyakitaktivitas dan nyeri sendi, menjaga kemampuanfungsi dalam aktivitas sehari-hariatau bekerja, meningkatkan kualitas hidup, dan memperlambat kerusakan.

Ø  TERAPI NON-PHARMACOLOGI
Istirahat, terapi okupasi, terapi fisik, penggunaan alat bantu,pengurangan berat badan, dan operasi adalah jenis yang paling berguna pada pasien dengan rheumatoid arthritis.
{ Istirahat adalah komponen terpenting dari perawatan nonfarmakologis. Hal inimengurangi tekanan pada sendi yang meradang dan mencegahpenghancuran persendian lebih lanjut. Istirahat juga membantu dalam mengurangi rasa sakit. Namun jika terlalu banyak istirahat danimobilitas, dapat menyebabkan penurunan rentang gerak, danakhirnya atrofi otot dan kontraktur.
{ Terapi okupasional dan fisik bisa memberi pasienketerampilan dan latihan yang diperlukan untuk meningkatkan atau mempertahankan mobilitas. Hal ini juga bisa memberi suportif pasien dan perangkat adaptifseperti tongkat, pejalan kaki, dan belat.
{ Pilihan terapi nonpharmacologic lainnya termasuk penurunan berat badandan operasi. Penurunan berat badan membantu meringankan stres pada sendimeradang. Hal ini harus dikembangkan dan dipantau dengan pengawasan ketatdari seorang profesional perawatan kesehatan.
{ Tenosynovektomi, perbaikan tendon, danPenggantian sendi adalah pilihan operasi untuk pasien dengan rheumatoidradang sendi. Pengelolaan seperti itu biasanya disediakan untuk pasien dengan penyakit parah.

Ø  TERAPI FARMAKOLOGI
{ DMARD nonbiologis
·      Methotrexate
Metotreksat (MTX) menghambat produksi sitokin dan biosintesis purin, dan mungkin jugamerangsang pelepasan adenosin, yangdapat menyebabkan sifat anti-inflamasi.Onset adalah sejak 2 sampai 3 minggu, dan 45% sampai 67% pasien tetap bertahan dalam penelitianmulai dari 5 sampai 7 tahun.
MTX bersifat teratogenik,dan pasien harus menggunakan kontrasepsi dan menghentikan obat jika konsepsidirencanakan.MTX dikontraindikasikan pada wanita hamil dan menyusui, penyakit hati kronis,
immunodefisiensi, efusi pleura atau peritoneal, leukopenia, trombositopenia,gangguan darah yang sudah ada sebelumnya, dan pembersihan kreatinin kurang dari 40 mL / menit(0,67 mL / s).
·      Leflunomide
Leflunomide (Arava) menghambat sintesis pirimidin, yang mengurangi proliferasi limfositdan modulasi peradangan. Khasiat untuk RA mirip dengan MTX.Dosis pemuatan 100 mg / hari selama 3 hari dapat menyebabkan respons terapeutik di dalambulan pertama. Dosis perawatan biasa 20 mg / hari dapat diturunkan menjadi 10 mg /hari dalam kasus intoleransi GI, alopecia, atau toksisitas terkait dosis lainnya.Leflunomide dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit hati yang sudah ada sebelumnya. Ini bersifat teratogenikdan harus dihindari selama kehamilan.
·      Hydroxychloroquine
Hydroxychloroquine sering digunakan pada RA ringan atau sebagai adjuvant dalam kombinasi
terapi DMARD Ini tidak memiliki toksisitas myelosuppressive, hati, dan ginjal yang terlihatdengan beberapa DMARD lainnya, yang menyederhanakan pemantauan.Onset mungkin tertundasampai 6 minggu, tapi obat tersebut seharusnya tidak dianggap sebagai kegagalan terapeutik sampai setelahnya6 bulan terapi tanpa respon.Pemeriksaan oftalmologi periodik diperlukan untuk deteksi dini reversibeltoksisitas retina.
·      Sulfasalazine
Penggunaan Sulfasalazine sering dibatasi
karena efek sampingnya. Efek antirematik seharusnyaterlihat dalam waktu 2 bulan.Gejala GI dapat diminimalkan dengan memulai dengan dosis rendah, membagi dosis secara meratasepanjang hari, dan mengkonsumsinya bersamaan dengan makanan.
·      Minocycline
Minocycline dapat menghambat metaloproteinase yang aktif dalam merusak kartilago artikular.Ini bisa menjadi alternatif bagi penderita penyakit ringan dan tanpa ciri-ciri orang
dengan prognosa yang minim.
·      Tofacitinib
Tofacitinib (Xeljanz) adalah inhibitor JAK nonbiologis yang diindikasikan untuk pasien dengan moderatuntuk RA berat yang telah gagal atau memiliki intoleransi terhadapMTX.Dosis yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) adalah 5 mg dua kali seharimonoterapi atau dalam kombinasi dengan DMARD nonbiologis lainnya.Pelabelan mencakup peringatan kotak hitam tentang infeksi serius, limfoma, dankeparahan lainnya. Vaksinasi langsung tidak boleh diberikan selama pengobatan.Data keselamatan dan dampak jangka panjang pada kerusakan sendi radiografi diperlukan sebelumnyaTempat tofacitinib dalam terapi akan jelas.
{ DMARDBiologis
DMARD biologis mungkin efektif bila DMARD nonbiologis gagal dicapaitanggapan yang memadai tapi jauh lebih mahal.Selain anakinra dantocilizumab, agen ini tidak memiliki toksisitas yang memerlukan laboratoriumpemantauan, namun membawa sedikit peningkatan risiko infeksi, termasuktuberkulosis Pengujian kulit tuberkulin harus dilakukan sebelum perawatan untukdideteksituberkulosis laten. Agen biologis setidaknya dihentikan sementara untuk pasien yang mengalami perkembanganInfeksi saat di terapi sampai infeksi sembuh. Vaksin hidup tidak bolehdiberikan kepada pasien yang memakai agen biologis.

·         TNF-α Inhibitor
Inhibitor TNF-α umumnya merupakan DMARD biologis pertama yang digunakan. Sekitar 30% daripasien akhirnya menghentikan penggunaan karena efikasi yang tidak memadai atau efek samping.Dalam situasi seperti itu, penambahan DMARD nonbiologis mungkin bermanfaat jika pasienbelum mengambilnya Memilih inhibitor TNF alternatif dapat bermanfaat bagi beberapa orangpasien; Pengobatan dengan rituximab atau abatacept juga efektif pada pasien yang gagalPenghambat TNF Kombinasi terapi DMARD biologis tidak dianjurkankarena meningkatnya risiko infeksi.
Pasien dengan gagal jantung kongestif (HF) adalah kontraindikasi relatif untuk agen anti-TNF karenalaporan peningkatan mortalitas jantung dan eksaserbasi HF.Terapi anti-TNF telah dilaporkan menyebabkan penyakit multiple sclerosis (MS) atau memperburuk MS pada pasien dengan penyakit ini. Hentikan terapi jika pasien berkembanggejala neurologis sugestif dari MS.
Penghambat TNF dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, terutama limfoproliferatifkanker. Obat tersebut mengandung peringatan kotak hitam tentang peningkatan risikokanker limfoproliferatif dan lainnya pada anak-anak dan remaja yang diobatiobat ini.
·         Abatacept
Abatacept (Orencia) adalah modulasi costimulation yang disetujui untuk pasien dengan moderatuntuk penyakit parah yang gagal mencapai respon yang memadai dari satu atau lebih DMARDs. Dengan mengikat reseptor CD80 / CD86 pada sel antigen-presenting, abataceptMenghambat interaksi antara antigen-presenting cells dan sel T, mencegah
Sel T dari mengaktifkan untuk mempromosikan proses inflamasi.
·         Rituximab
Rituximab(Rituxan)adalah antibodichimericmonoklonal yang terdiri dari protein manusiadengan daerah pengikatan antigen yang berasal dari antibodi tikus terhadap protein CD20ditemukan pada permukaan sel limfosit Bdewasa.Mengikat rituximab ke sel BHasilnya hampirmenipisnya sel perifer B, dengan pemulihan bertahapselama beberapabulan.
Rituximab berguna pada pasien yang mengalami MTX atau inhibitor TNF. Berikan methylprednisolone100 mg 30 menit sebelum rituximab mengurangi insidens dan beratnyareaksi infus Asetaminofen dan antihistamin juga bisa menguntungkan pasien yangmemiliki riwayat reaksi MTX harus diberikan bersamaan dengan dosis yang biasaRA untuk mencapai hasil terapeutik yang optimal.
·            Tocilizumab
Tocilizumab (Actemra) adalah antibodi monoklonal manusiawi yang menempel pada IL-6reseptor, mencegahsitokinberinteraksi denganreseptorIL-6.Obat inidigunakan sebagai monoterapi ataukombinasidenganMTXatau DMARD lainnya.
·            Anakinra
Anakinra (Kineret) adalah antagonis reseptor IL-1; Ini kurang efektif dibanding biologis lainnyaDMARDs dan tidak termasuk dalam rekomendasi perawatan ACR saat ini.Namun, pilih pasien dengan penyakit refrakter yang bisa menguntungkan. Bisa digunakan sendiri ataudalam kombinasi dengan DMARDs lain kecuali inhibitor TNF-α.
·            Kortikosteroid
Kortikosteroid memiliki sifat anti-inflamasi dan imunosupresif. Merekamengganggu presentasi antigen terhadap limfosit T,menghambatprostaglandin dan sintesis leukotrien, dan menghambat radikal superoksida neutrofil dan monoksigenerasi. Kortikosteroid oral(misalnya prednison dan metilprednisolon) dapat digunakan untukmengendalikannyeri dan sinovitis sementara DMARDs mulai berpengaruh ("terapi bridging").
Terapi kortikosteroid jangka panjang dosis rendah dapat digunakan untuk mengendalikan gejala dipasien dengan penyakit sulit dikendalikan. Dosis prednison di bawah 7,5 mg / hari (atausetara) dapat ditoleransi dengan baik tetapi tidak tanpa efek samping jangka panjang. Menggunakandosis terendah yang mengendalikan gejala. Dosis alternatif dosis rendah kortikosteroid oral dosis rendahbiasanya tidak efektif dalam RA. Efek samping dari glukokortikoid sistemik membatasi penggunaan jangka panjang. Pertimbangkan dosismeruncing dan penghentian akhirnya di beberapa titik selama terapi kronis.



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tanggal Dan Waktu
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2017, pada jam 08.00 sampai 10.30 .
B. Judul Praktikum
Pada praktikum kali ini membahas tentang Rhematoid artritis
C. Resep Dan Pertanyaan
Seorang pasien wanita (30 tahun) datang berobat ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kedua pergelangan kakinya dan kaku pada pagi hari sejak 3 hari yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien didiagnosa menderita rheumatoid arthritis. Pasien memiliki riwayat gastritis.
Adapun resep yang diterima pasien adalah :
             R/ Meloxicam 7.5 no X
                  S 1 dd 1 tab
             R/ Lansoprazole No X
                  S 1 dd 1 cap

 
 







1.      Jelaskan patofisiologi RA !
2.      Apa saja terapi non farmakologi untuk RA ?
3.      Gambarkan alogaritma RA !
4.      Apa perbedaan RA, Gout dan osteoarthritis ?
5.      Jelaskan DRP (tepat obat, dosis, frekuensi) jika ditemukan ada DRP bagaimana mengatasinya ?
6.      Jelaskan mekanisme dari obat-obat di atas !



BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI
4.1 Patofisiologi RA (Dipiro edisi 9 th, 2015)
                  Reaksi autoimun terjadi dalam jaringan sinovial. Kerusakan sendi mulai terjadi dari proliferasi makrofag dan fibroblas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular dan terjadi proliferasi sel-sel endotel kemudian terjadi neurovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel-sel inflamasi. Terbentuknya pannus akibat terjadinya pertumbuhan yang iregular pada jaringan sinovial yang mengalami inflamasi. Pannus kemudian menginvasi dan merusak sendi dan tulang rawan. Respon imunologi melibatkan peran sitokin, interleukin, proteinase dan faktor pertumbuhan. Respon ini mengakibatkan dekstruksi sendi dan komplikasi sistemik.




Patogenesis respon inflamasi
Fase 1: Antigen masuk ke dalam sel melalui proses fagositosis.
Fase 2: Antigen berada dalam limfosit T. Limfosit T mengikat antigen pada bagian MHC dinding sel sehingga menyebabkan aktivasi.
 Fase 3: Aktivasi sel T merangsang produksi limfosit-T dan limfosit-B, memacu inflamasi.
Fase 4: Aktifasi sel T dan makrofag melepaskan faktor yang memacu kerusakan jaringan, meningkatkan aliran darah, dan menyebabkan invasi selular pada jaringan sinovial dan cairan sendi.
4.2 Terapi non farmakologi RA (Dipiro edisi 9 th, 2015)
•      Istirahat, terapi okupasi, terapi fisik, penggunaan alat bantu, penurunan berat badan, dan operasi merupakan terapi non farmakologi pada pasien RA.
•      Istirahat dapat mengurangi stres pada radang sendi, mencegah kerusakan sendi, dan membantu dalam pengentasan rasa sakit. Namun, terlalu banyak istirahat dan imobilitas dapat menyebabkan penurunan rentang gerak, dan atrofi otot serta kontraktur.
•       Terapi okupasi dan fisik diperlukan untuk meningkatkan atau mempertahankan mobilitas. Penurunan berat badan membantu untuk meringankan stres pada radang sendi. Tenosynovectomy, perbaikan tendon, dan penggantian sendi adalah pilihan bedah untuk pasien RA
4.3 Alogaritma RA (Dipiro edisi 9 th, 2015)
4.4 Perbedaan RA, Gout , Osteoartritis (Dipiro, 2015)
Perbedaan
Rheumatoid  Arthritis
Gout
Osteoarthritis
Penyebab
Gangguan autoimun
Kelebihan asam urat
Kerusakan dan keausan tulang rawan
Sendi yang dipengaruhi
Setiap sendi ditubuh, tetapi sendi tulang kecil ditangan dan kaki yang paling terpengaruh
Sendi yang lebih besar di pergelangan kaki, tumit, lutut, pergelangan tangan, jari, siku, dll
Bantalan sendi berat seperti pinggul dan lutut
Waktu kekakuan sendi
Berkepanjangan (>30 menit) di pagi hari atau setelah istirahat panjang
Pada saat serangan terjadi, biasanya dimalam hari setelah mengkonsumsi makanan tinggi purin
Timbul setelah beraktivitas
Perbedaan
RA
Gout
Osteoarthritis
Penderita
Lebih umum pada wanita mulai usia 25-55 tahun
Lebih umum pada laki-laki terutama usia 40-50 tahun
Pada laki-laki dan wanita, terutama yang obesitas
Tempat sendi
Mempengaruhi sendi yang sama dikedua sisi tubuh (simetris)
Hanya sendi tunggal
Hanya sendi tunggal
Lama kerusakan
Hanya berlangsung singkat atau gejala datang dan pergi
Rasa sakit dan bengkak dapat hilang dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup
Kerusakan sendi permanen
Bagian tubuh lain yang terpengaruh
Selain sendi, seperti mulut, mata, ginjal, jantung dan paru-paru
Hanya sendi
Hanya sendi

4.5 DRP (tepat obat, dosis dan frekuensi), jika ditemukan ada DRP bagaimana mengatasinya (AHFS 2011, DIH 17th Edition, Dipiro 9th Edition 2015 ).

Obat
Indikasi
AHFS
DIH
Dipiro
Resep
Meloxicam
RA
7,5 mg 1x sehari, maks 15 mg/hari
7,5 mg 1x sehari, maks 15 mg/hari
7,5-15 mg 1x sehari
1x1 tab (7,5 mg), 10 tab
Lansoprazole
Gastritis
30 mg 1x sehari
15 mg 1x sehari
15-30 mg 1x sehari
1x1 kap (30 mg), 10 kapsul.

Obat
Tepat Obat
Tepat Dosis
Tepat Frekuensi
Meloxicam
√
√
√
Lansoprazole
√
√
√

Obat
Tepat Obat
Keterangan
Meloxicam
Tepat,  karena indikasinya di gunakan untuk meredakan gejala-gejala rheumatoid artitis, mis : peradangan, pembengkaka, serta kaku dan nyeri otot. Lini pertama pada terapi RA (NSAID)
•       Penggunaan OAINS pada pasien RA mampu mengurangi rasa nyeri (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014a ).
•      Meloxicam karena secara teoritis memiliki efek samping terhadap saluran cerna paling minimal. Literatur menyebutkan bahwa meloxicam mampu menghambat COX-2 sepuluh kali lipat daripada COX-1 pada percobaan ex vivo.

Obat
Tepat Dosis
Tepat Frekuensi
Meloxicam
   Tepat, pada resep diberikan 7,5 mg/hari (1x sehari), menurut DIPIRO, DIH, & AHFS pemberiannya 7,5 mg 1x sehari. Jadi ketepatan dosis sudah tepat.
Tepat frekuensi :
Tidak ditemukan ketepatan frekuensi dari literatur, karena terapi ini simptomatik. Dosis berbeda tiap individu, tergantung dari respon klinis
Jadi, 10 tablet untuk 10 hari tepat


Nama Obat
Tepat Obat
Keterangan
Lansoprazole
  • obat lansoprazole indikasinnya digunakan untuk nyeri ulu hati yang disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung yang berlebihan dan pada kasus di atas pasien memiliki riwayat gastritis, jadi ketepatan obat tepat.
  • Gastritis dan GI Ulcer juga merupakan efek samping dari penggunaan obat-obat NSAID seperti meloxicam.
  •  Pasien yang mempunyai riwayat gangguan gastrointestinal tetapi tetap membutuhkan pemakaian OAINS maka pemberian OAINS di berikan bersama agen gastroprotektor seperti PPI dan H2 Bloker (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014b )


Obat
Tepat Dosis
Tepat Frekuensi
Lansoprazol
   Menurut. AHFS 2011 dan Dipiro dosis  30 mg 1 x sehari. Jadi ketepatan dosis sudah tepat sehari), dimana dalam resep 30 mg 1 x sehati
  
 Tepat frekuensi : Tidak tepat. Karena menurut DIH dan AHFS, obat diberikan selama 12minggu untuk menekan resiko terjadinya gastritis. Sedangkan dalam resep hanya untuk 10 hari
- Namun, ada kemungkinan nantinya pasien akan kontrol kembali diberikan obat yang sama dengan penyesuaian keadaan klinis pasien

4.6 Mekanisme Kerja Obat (Drug Information Handbook, 17 th edition)
·         Lansoprazole : Mekanisme Aksi Mengurangi sekresi asam pada sel parietal gastrik melalui penghambatan (H +, K +) - sistem enzim ATPase, menghalangi tahap akhir dalam produksi asam lambung.
·         Meloxicam : Mekanisme Aksi Secara reversibel menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2), yang mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin; memiliki sifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi.



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·         Rhematoid arthritis merupakan penyakit autoimun dimana dalam hal patofisiologinya melibatkan interleukin 1, interterleukin 6, TNF yang merespon dalam hal peradangan.
·         Pada DRP lansoprazol terdapat ketidaktepatan frekuensi pemakaian, namun menurut kelompok kami dimungkinkan pasien akan control kembali.
·         Terapi farmakologi yang dapat diberikan pada penderita RA antara lain adalah NSAID, DRMAD, Kortikosteroid, TNF inhibitor.
·         Berdasarkan ketepatan obat meloxicam dan lansoprazol tepat diberikan kepada pasien, dari kasus pasien memiliki riwayat gastritis. Pasien tetap membutuhkan OAINS untuk menghilangkan rasa nyeri. Meloxicam secara teoritis memiliki efek samping terhadap saluran cerna paling minimal.
·         Lansoprazol diberikan sebagai agen gastroprotektor
                                                                                                                       
5.2 Saran
            Sebaiknya diberikan golongan DMRAD dapat berupa methrotexate dengan dosis sebagai lini pertama untuk mengatasi autoimunnya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                






Daftar Pustaka

Anonim, 2006.Pharmaceutical care untuk pasien Rheumatoid Athritis. Direktorat bina farmasi dan komunitas klinik : Jakarta
AHFS.Drug Information Essential. 2011.
Charles.F.Lacy,Dkk.2008.Drug Information Handbook. America : Lexi-Comp
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M. 2008.Pharmacotherapy A Phathophysiologic Approach. 7th Edition. New York : MC Graw Hill Medical
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M. 2015.Pharmacotherapy A Phathophysiologic Approach. 9th Edition. New York : MC Graw Hill Medical.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M. 2014.Pharmacotherapy A Phathophysiologic Approach. 9th Edition. New York : MC Graw Hill Medical.
Smeltzer, Suzanna, dan Bare, Brenda, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Ed.8. EGC, jakarta



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal Kimia Medisinal

Latihan soal Kimia Medisinial 1. Atom / gugus yang mempunyai konfigurasi elektron 10 adalah .. a. F b.OH c. FH d. NH2 Jawab : Lihat nomor atom pada tabel periodik, dimana nilai masing " atom F = 9 O=8 H=1 N= 7 C = 6 a. F = 9 B. OH = 8+1= 9 C. FH = 9 + 1 = 10 D. NH2 = 7 +2 = 9 Maka jawaban C 2. Gugus yang bertanggung jawab terhadap proses pengikatan obat dengan reseptor adalah .. a. kromofor b. farmakofor c. haptoforik d. sterik Jawab : a. Gugus  kromofor  adalah suatu  gugus  fungsi, tidak terhubung dengan  gugus  lain, yang menampakkan spektrum absorpsi karakteristik pada daerah sinar UV-sinar tampak (l>200 nm). b.       Gugus farmakofor adalah gugus yang bertanggung jawab terhadap respon biologis c.        Gugus haptoforik adalah gugus yang membantu ikatan obat reseptor Jawab : C 3. Isomer yang disebabkan oleh perbedaan pengaturan ...

Latihan Soal Farmakoterapi Antihiperlipidemia

Latihan Soal Farmakoterapi Antihiperlipidemia 1. Obat antihiperlipidemia yang dapat menurunkan trigliserida, VLDL dan menaikan HDL adalah…. a. Kolestiramin b. ezetemibe c.  Kolestipol d. gemfibrozil 2. Obat antihiperlipidemia yang dapat digunakan sebagai detoksifikasi keracunan digitalis adalah…. a. Golongan niasin b. Golongan ezetemibe c. Golongan statin d. Golongan resin penukar ion e. Golongan fibrat Resin penukar ion istilahnya resin asam empedu 3. Kolestiramin mempunyai efek anti hiperlipidemia dengan mekanisme aksi.. a.  Meningkatkan eksresi empedu di saluran cerna (BAR c/ Kolesriramin dan kolestipol b.  Menghambat enzim HMG coa reduktase inhibitor (statin) c.  Mengikat kolesterol dalam saluran cerna lalu dibuang di feses (ezetimibe) d. Meningkatkan lipolisis VLDL (niasin) e. Meningkatkan penguraian apolipropotein B (fibrat) 4. Obat antihiperlipidemia berikut bekerja menstimulasi lipoprotein lip...

Latihan Soal Kimia Medisinal 2

Latihan Kimia Medisinal 2 1.        Berikut ini merupakan tujuan dari modifikasi struktur senyawa obat, kecuali... a.        Mendapatkan obat dengan efek lebih poten b.       Mendapatkan obat dengan ESO minimal c.        Mendapatkan obat dengan spektrum lebih spesifik d.       Mendapatkan obat dengan aktivitas baru e.       Mendapatkan obat dengan t 1/2 lebih singkat 2.        Hal yang terjadi pada fase farmakodinamik pada proses aksi obat adalah... a.        Interaksi obat dengan reseptor dalam jaringan target b.       Disintegrasi bentuk sediaan c.        Disolusi senyawa aktif d.       Absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi e.    ...